TUMBUH KEMBANG ANAK
Mudahnya Merawat Gigi Anak
Seringkali orang tua mengeluh kesulitan merawat gigi anak. Padahal dengan strategi yang tepat, perawatan gigi anak bukan hal yang sulit.
Manfaat Gigi
Gigi merupakan aset seumur hidup.yang sangat berharga, karena memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama berfungsi sebagai pengunyah makanan, sehingga makanan lebih mudah dicerna. Selain itu gigi juga berfungsi estetika, artinya memberi nilai lebih pada penampilan.
Perawatan juga berguna untuk menghindari timbulnya penyakit gigi. Perlu dicatat bahwa penyakit gigi bisa berimplikasi serius. Jika anak sakit gigi dan sulit makan, asupan nutrisi terganggu. Akibatnya anak kekurangan gizi yang bermanfaat untuk pertumbuhan. Selain itu, jika terjadi infeksi pada gigi, kuman bisa menyebar ke tempat lain. Hal ini yang dikhawatirkan, karena bisa mengakibatkan infeksi pada selaput otak.
Sesuaikan dengan usia
Agar gigi sehat, perawatan oleh orangtua perlu disesuaikan dengan usia, dan yang penting dilakukan sejak ini. Menurut drg Mochamad Fahlevi Rizal SpKGA, seorang ahli gigi anak Fakultas Kedokteran Gigi UI, perawatan bisa dilakukan sejak bayi usia 2 hari. Alasannya pada usia tersebut bayi sudah mulai mengkonsumsi ASI. Untuk menghindari penumpukan ASI maka gusi perlu dibersihkan.
Untuk bayi seusia itu, membersihkan gusi dapat dilakukan dengan mengelap dengan kassa steril. Kassa tersebut dililitkan ke telunjuk. Selanjutnya telunjuk dimasukkan ke mulut, untuk membersihkan gusi bagian atas dan bagian bawah.
Saat berusia 2 tahun, anak sudah bisa dilatih menggosok gigi sendiri. Karena pada usia tersebut anak sudah bisa melakukan perintah yang diajarkan orangtua dan bisa meniru gerakan orang lain. Untuk anak usia ini, berikan sikat gigi yang memiliki sikat dan tekstur yang lembut. Jangan memberikan pasta gigi yang berlebihan karena bisa jadi malah tertelan. Mengajari dan membimbing anak menggosok gigi harus terus dilakukan hingga anak berusia tiga tahun. Karena hingga usia tersebut, anak belum bisa mandiri dan sadar akan kewajibannya
Dokter gigi Fahlevi mengatakan pada usia 4 tahun anak sudah mulai bisa mandiri dan dapat menggosok giginya sendiri. Meskipun demikian orang tua tetap perlu melakukan pengawasan. Baru pada usia 7 atau 8 tahun, anak sudah memiliki kesadaran untuk menggosok giginya sendiri. Sehingga orangtua tidak perlu terlalu melakukan pengawasan terhadap perawatan giginya.
. Lebih lanjut dokter gigi Fahlevi mengatakan, perlu diperhatikan pula kebersihan saat menyikat. Jangan terlalu terburu-buru, karena hasilnya kurang maksimal. Dokter gigi yang juga menjadi dosen tersebut mengutarakan bahwa patokan gigi sudah bersih, gigi terasa agak kesat, kondisi itu menunjukkan bahwa kotoran sudah mulai berkurang.
Bagaimana jika menolak?
Memang banyak kendala untuk memperkenalkan dan mengajarkan si Kecil menggosok giginya. Misalnya saja, ia menangis saat disodorkan sikat atau pasta gigi. Anak mungkin tidak menyukai rasa pasta gigi yang pedas bahkan tak jarang kita dapat jumpai ada anak-anak yang tidak mau menggosok giginya hanya karena tidak menggunakan pasta gigi yang sama. Jika mendapati hal itu, ibu tidak perlu khawatir. Jika permasalahan ada pada pasta atau sikat gigi, maka orangtua bisa mengganti sesuai keinginan anak.
Jika anak enggan menggosok giginya dengan posisi berdiri, Ibu dapat membantu anak dengan posisi telentang. Ibu meminta anak membuka mulut dan kemudian dengan penuh kasih, ibu menggosok giginya. Orangtua perlu menanamkan pada anak bahwa dengan rajin menggosok gigi, maka gigi akan terpelihara.
Orangtua harus memahami anak-anak mudah sekali belajar untuk meniru. Meniru apa yang dilakukan orang dewasa dan yang berada di dekatnya. Tak ada salahnya jika ayah dan ibunya mencontohkan cara menggosok gigi, setidaknya biarkan ia melihat dan mencontoh. Melihat orangtuanya menggosok gigi, suatu hari nanti si Kecil akan bisa memegang sikat gigi, memainkan sikatnya dan mecoba menggosok giginya sendiri.
Waspada karies
Kerusakan gigi pada anak antara lain karies atau gigi berlubang. Gigi berlubang dapat disebabkan konsumsi gula yang berlebih. Hal ini diakui oleh Dr Suraj Gupte pengarang buku Speaking of: Child Care Everything You Wanted To Know.
Jenis makanan pemicu karies atau lubang gigi menurut dokter gigi Fahlevi antara lain permen, coklat, kue, crakers, buah kering, es krim, susu dan jenis makanan lain yang mengandung gula. Sisa-sisa makanan tersebut dapat menempel pada gigi. Jika tidak dibersihkan atau kurang bersih menyikat gigi maka sisa-sisa makanan tersebut merusak email.
Orang tua berperan penting untuk menghindari karies pada gigi anak. Cara yang dapat dilakukan antara lain; mengajak anak diet karbohidrat dan mengontrol asupan karbohidrat yang dikonsumsi anak. Bisa saja anak diberi makanan yang rendah karbohidrat namun bisa membuat dirinya kenyang, misalnya sayuran. Yang tidak kalah penting adalah memeriksakan kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan sejak awal.
Agar Anak Termotivasi
Untuk membangkitkan kesadaran pada anak perlunya menyikat gigi, ada beberapa tips yang dapat Anda terapkan pada si Kecil.
1. Ajak si Kecil berkaca di depan cermin, dan suruh ia tersenyum. Lalu ajak ia
berimajinasi jika giginya rusak dan ‘jelek’, ini dapat memotivasi anak untuk mau
menggosok gigi.
2. Sesibuk apapun Anda, tetap perhatikan bagaimana anak menyikat giginya. Jika terdapat
kesalahan, berikan contoh yang benar.
3. Ajarkan cara menyikat gigi yang baik dengan memberi contoh atau melakukan
acara sikat gigi bersama.
4. Pilihkan sikat gigi berkontur lembut dan bergagang halus serta pasta gigi yang
tepat. Biasanya pasta gigi anak memiliki aneka rasa dan aroma buah segar yang
menggoda.
5. Terangkan pada anak bahwa menyikat gigi yang baik dilakukan minimal dua kali
sehari; pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Bila perlu terangkan pula
pada anak untuk menyikat giginya sehabis makan makanan manis.
6. Tekankan pada si Kecil perlunya menggosok gigi saat akan tidur. Karena jika tidak
menggosok gigi, dapat terjadi proses kerusakan yang dilakukan bakteri saat anak sedang tidur.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home