Jeritan Hati
View Corner
Suara Hati Wanita
Suatu senja di sebuah pinggiran jalan raya, Aku yang hendak pulang kerja berniat naik bis kota. Mataku tiba-tiba menangkap seburat wajah teduh penuh keibuan dengan garis wajah keras...berteriak dari sebuah bis jurusan antar kota..."Jakarta....Cibinong...Jakarta...".Tubuh kurus ringkihnya terbalut jaket kusam kebesaran, rambut kumalnya yang sebahu diikat kebelakang lengkap dengan topi warna coklat menutupi kepalanya yang kecil. Bis tua ukuran 3/4 melaju ke arah terminal...bergerak perlahan dengan batuk-batuk mengepulkan asap dari mulut kenalpotnya.
Bis tua warna oranye pun kini masuk terminal, bersanding dengan bis-bis lainnya, tiba-tiba terdengar jerit histeris dari dalam bis berwarna oranye itu . " Salah kami apalagi sih, Pak Polisi?, seharian ini Bapak sudah menilang kami!. Bahkan Bapak-bapak yang terhormat, sudah berkali-kali minta jatah uang rokok," teriak si wanita.
"Kalau semua uang setoran ini kami berikan, kami dapat apa Pak?,"isak si wanita. "Saya tidak mau tahu!, ucap pria berseragam coklat dengan kasarnya. "Kelik, coba suruh istrimu di rumah saja, suruh dia ngangkang dan malamnya kamu garap dia!!," teriak si pria berseragam cokelat dengan keras.
"Astagfirullah...", ucapan pertama yang terlontar dari mulutku. Nanar aku menatap wajah pria berseragam cokelat itu, dengan hati marah...aku sambangi pria berseragam cokelat. Aku jawil seragamnya, dan aku berkata,"Ucapan Anda kasar sekali Pak!, seragam Anda sangat tidak layak dikenakan, bila terucap kata kasar seperti itu," ucapkan dengan suara bergetar menahan amarah.
Sejenak, pria berseragam itu berhenti dengan caci-makinya, dia ganti menatapku..dan berkata,"Anda siapa dan apa pekerjaan Anda?". Kujawab, saya hanyalah perempuan yang merasa tersinggung dengan ucapan Anda.
Mmmh..sebuah realita yang terjadi di masyarakat kita. Tak lagi memperhatikan etika kesusilaan dalam berbicara dan bersikap. Hal seperti itu hanya sebuah contoh kecil yang terjadi dalam keseharian masyarakat kita. Namun, masih banyak kejadian lainnya.
Kejadian seperti ini, menjadi PR (Pekerjaan Rumah), bagi siapa saja!...Untuk para pelayan masyarakat, seperti Polisi, TNI, PNS dan yang lainnya, hendaknya agar dapat lebih manusiwai lagi.Mungkin, kesabaran dalam melayani masyarakat perlu dipertebal...
Semoga, tidak lagi ada umpatan kasar yang sifatnya melecehkan...terlebih melecehkan kaum wanita...
Saya kembali teringat akan tanya jawab seorang fulan kepada Rasulullah Muhammad SAW, " Ya ...Rasul, siapakah yang harus aku hormati dalam kehidupanku?". Rasul pun menjawab, Ibu...Ibu...Ibu... baru kemudian ayahmu.
Jika kita merenungi makna contoh kejadian seperti paparan diatas, alangkah tingginya harkat dan derajat wanita dalam Islam...
Semoga...dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat kita akan dapat lebih peka kembali dan dapat mahami betapa mulia dan agungnya wanita....
2 Comments:
salam kenal dari opiksajadeh.blogspot.com
keren abis deh postingannya jadi pengen nich :) sip deh lanjutkan yach semoga lancar selalu :)
kunjungi blog ku juga yach semoga kita bisa share yach :P nice to know u ;)
Post a Comment
<< Home