Selamat Jalan Bunda...
Tangerang, 3 Oktober 2008
Sulit bagiku untuk melukiskan perasaan hati ini.Sedih, hancur,kehilangan orang terkasih untuk selamanya.Bunda...sosoknya lembut penuh keibuan,wanita cerdas, penyabar, pandai memasak dan tegas.Ya..Jum'at 3 Oktober lalu, ia pergi selamanya...,meninggalkan kami anak-anak dan suaminya.Dalam raut wajah pucatnya, bunda tampak tertidur nyenyak.Tubuhnya dingin dan mulai membiru.Lebaran fitri tahun ini, harusnya menjadi kebahagian buat kami (Aku, adik-adiku, ayah dan bunda)..tapi, Tuhan berkendak lain. Dia sayang pada bundaku, dipanggilnya bunda dalam pelukan-Nya dihari Jum'at yang Fitri.
Tubuh membujur kaku,derai air mata tak sanggup kubendung.Ya..bunda telah pergi.Tangan ini gemetar, saat harus memandikan tubuh kakunya.Mata ini tak sanggup membendung butiran kristal di sudut mata.Tergugu, aku menatap jasad kaku bunda yang membujur, membisu mulut ini untuk mengucapkan "Bunda betapa aku mencintaimu, bunda..betapa aku kini kehilanganmu". Mulut ini...nafas ini, menguntai doa mengantar kepergian bunda.
Aku harus tegar, seperti batu karang yang kokoh dan berdiri tegak dilautan.Aku harus dapat menjadi panutan bagi adikku.
Oh..bunda...kini tak lagi dapat kutemui senyum tulusmu mengantarku bekerja, tak ada lagi petuah bijakmu terucap dari bibirmu. Bunda...aku kehilanganmu..Bunda..semoga abadi dan tenang engkau dalam pelukan kasih-Nya..
Kemarin (10 Oktober 2008, tahukah Bunda, aku kembali membuka album foto kenangan kita.Dengan busan muslimmu, engkau duduk bersanding dengan ayah, senyum kasihmu terpulas pada bibirmu bunda..bunda...tahu engkau bahwa aku merindukanmu...
Bunda..kuberharap dalam tidur panjangmu, engkau pun mendoakanku.
Bunda...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home