ASIAN ARAB FINACIAL FORUM
Arab- Asia Optimalkan Kerjasama Perbankan, Pariwisata dan Agro Industri
Negara-negara arab sekarang ini mulai menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara pilihan untuk investasi mereka.Hal tersebut dikarenakan kondisi perekonomian yang makin kuat dan stabil, khususnya disektor keuangan.Pemerintah Indonesia sendiri melalui menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil mendukung calon investor asing dari Negara penghasil minyak dunia.” Pemerintah Indonesia siap membantu agar terjadi kemudahan para investor asal Arab dan Timur tengah lainnya baik nantinya berupa investasi di bidang ekonomi perbankan syariah, asuransi, wisata,” ucap Sofyan usai acara peresmian arab Asian Finacial Forum, di Hotel Sentra Mulia, Jakarta (5/6).
Seperti yang dilansir dari media harian Bisnis Indonesia bahwa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa para pemilik modal asal timur tengah berencana menanamkan modalnya sebesar US$ 3 miliar disektor perbankan syariah, tempat peristirahatan para turis, perkebunan kelapa sawit, kilang minyak, property dan pelabuhan serta jalur kereta api.
Para pemilik modal tersebut terdiri dari Al Baraka Banking Group (ABG), Emaar Properties, Pacific interlink Sdn Bhd, Al Ghurair Group, Ras Al Khaimah dan Limitless. Ketertarikan bangsa Timur tengah berinvestasi menurut Ahmed Mohammed Al Midfa, Ketua kamar dagang dan Industri Sharjah (SCCI) adanya kedekatan cultural sesame negara dengan jumlah pemeluk Islam terbanyak di dunia menjadikan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Indonesia makin rekat dalam menjalani hubungan perdagangan dua Negara.
Di sector perbankan misalnya, menurut Presiden direktur Bank Muamalat,Tbk besar peluangnya para investor dari Timur tengah berinves pada dunia perbankan syariah, hal tersebut karena pangsa pasar ( market) di Indonesia cukup besar, sekitar 98 persen dengan pertumbuhan ekonomi syariah sekitar 60 persen/ Lebih lanjut Riawan mengatakan bentuk investasi tersebut dapat saja gagal bila pemerintah Indonesia tak dapat memperbaiki regulasi khususnya permasalahan sukuk agar investor mau menginvestasikan modalnya.
” Indonesia menjadikan sukuk hanya sebagai alat sedangkan system atau regulasinya kurang diperhatikan itu juga yang dapat mempengaruhi para calon investor timur tengah,” jelas Riawan Amin, Presiden Direktur Bank Muamalat. Selain perbaikan regulasi tentang sukuk, masalah perpajakan juga perlu disikapi serius oleh pemerintah. Menurut Riawan, masalah system perpajakan ekonomi syariah sudah dibuat dan akan selesai pada 1 Januari 2009.
Sementara itu Alwi Shihab, staff khusus presiden urusan Timur tengah mengatakan bahwa ada sekitar 5 calon investor yang tertarik berinvestasi di bidang agroindustri, hal tersebut terkait dengan adanya kebijakan pemerinrtah TimurTengah akan masalah krisis bahan pangan di dunia, pemerintah mereka justru akan memberikan insentif bagi mereka yang berinves di bidang agroindustri.. Untuk agroindustri produk yang mereka incar adalah beras, karena itu masalah lahan harus dipersiapkan dan diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, jika tidak para calon investor timur tengah ini akan lari ke negara tetangga seperti vietnam dan Thailand.”Saya berharap dalam jangka waktu 3 bulan, pemerintah kita bias memberikan jawab kepastian akan ketersediaan lahan pertanian,” ucapnya.Di sector telekomunikasi, perusahaan Etisalat berhasil mengambil 15,97 persen saham senilai 1,6 miliar dinar dari Excelmindo, perusahaan operator terbesar ketiga di Indonesia.
Pada dunia bisnis pariwisata rencananya Kingdom Holding Company dari Arab Saudi berencana meningkatkan dana investasi di sector perhotelan, dan pariwisata Indonesia. Perusahaan ini memiliki asset total US$ 20,3.Dua hotel besar di Indonesia yaitu Hotel Mandarin dan Four Seasons merupakan bagian dari investasi perusahaan ini.Bahkan rencananya para investor dari Timur Tengah ini akan mengucurkan dana sebesar US $ 3 miliar pada pembangunan hotel dan penginapan di pantai di 12 kepulauan di Indonesia.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home